Kejadian Banjir di Desa Lebangkar
Pada tanggal 24 Februari 2024, desa Lebangkar di Kecamatan Ropang, Kabupaten Sumbawa, mengalami bencana alam yang cukup parah. Sekitar pukul 16.00 Wita, banjir bandang disertai tanah longsor melanda kawasan tersebut, merendam puluhan rumah warga. Kejadian ini mengakibatkan kepanikan di kalangan masyarakat setempat, yang segera mencari tempat aman.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbawa, Rusdianto, menyatakan bahwa banjir disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Daerah Aliran Sungai Moyo. “Tinggi air mencapai 30 cm, setara dengan lutut orang dewasa,” ujar Rusdianto saat dihubungi. Ia juga menyebutkan bahwa tanah longsor terjadi hampir bersamaan, memperburuk keadaan di desa tersebut.
Beruntung, tidak ada laporan mengenai korban jiwa dalam insiden ini. Sebagian besar rumah di desa tersebut memiliki struktur panggung, sehingga dampak dari banjir tidak terlalu parah. Namun, kekhawatiran muncul terkait kerusakan barang-barang berharga warga, seperti pupuk dan gabah yang disimpan di kolong rumah.
Tindakan Darurat dan Evakuasi
Setelah kejadian, warga segera berupaya membersihkan rumah mereka yang terendam air. Proses evakuasi dilakukan dengan cepat untuk memastikan tidak ada yang terjebak dalam banjir. Rusdianto menjelaskan bahwa puluhan rumah yang terendam kini mulai surut, dan warga kembali berusaha membersihkan sisa-sisa banjir.
“Koordinasi dengan pihak desa dan kecamatan juga dilakukan untuk memantau perkembangan situasi,” tambahnya. Masyarakat setempat menunjukkan solidaritas yang tinggi dengan saling membantu satu sama lain dalam proses pembersihan. Ini menjadi momen di mana gotong royong sangat terasa di tengah kesulitan.
Upaya penanganan pasca bencana sangat diperlukan, terutama untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. “Kami harus segera melakukan pemasangan beronjong penahan tebing di dekat pemukiman warga,” tegas Rusdianto. Tanah tebing yang semakin tergerus dan dalam kondisi rusak berat harus segera ditangani agar tidak memicu bencana lebih lanjut.
Waspada Terhadap Potensi Bencana Lain
Puncak musim hujan yang terjadi di bulan Februari ini menjadi perhatian khusus bagi masyarakat Sumbawa. Rusdianto mengimbau agar warga tetap waspada terhadap kemungkinan bencana lain yang dapat muncul akibat peningkatan curah hujan. “Kami mohon kepada semua warga untuk lebih berhati-hati dan mengikuti informasi dari pihak berwenang,” ujarnya.
Sementara itu, masyarakat di desa Lebangkar diharapkan untuk tidak menyimpan barang-barang penting di tempat yang rentan terkena banjir. Edukasi mengenai mitigasi bencana juga perlu ditingkatkan, agar warga lebih siap menghadapi situasi darurat di masa mendatang.
Dampak Jangka Panjang dan Pemulihan
Banjir dan tanah longsor ini tidak hanya berdampak dalam jangka pendek, tetapi juga memiliki konsekuensi jangka panjang bagi masyarakat. Proses pemulihan pasca bencana menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah setempat. “Setelah air surut, kami akan melakukan evaluasi untuk mengetahui kerugian yang dialami warga,” jelas Rusdianto.
Kerusakan infrastruktur, seperti jalan dan jembatan, juga perlu mendapatkan perhatian. Jalan-jalan yang menghubungkan desa dengan daerah lain mungkin mengalami kerusakan yang signifikan. “Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mempercepat perbaikan infrastruktur,” tambahnya.
Dalam situasi seperti ini, peran pemerintah sangat vital. Mereka harus memastikan bahwa bantuan yang diperlukan dapat segera disalurkan kepada warga yang terdampak. “Kami akan melakukan yang terbaik untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” kata Rusdianto.
Kesimpulan
Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Desa Lebangkar, Sumbawa, menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan proses pemulihan dapat berjalan dengan baik, dan kerugian material dapat diminimalisir. Mari kita terus waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di masa depan.