banner 728x90

Gerhana Matahari “Tanduk Setan” 29 Maret 2025: Pertunjukan Langit yang Memukau dan Penuh Misteri

Illustrasi Gerhana Matahari Tanduk Setan
banner 468x60

Jakarta – Pada 29 Maret 2025, langit akan menampilkan pertunjukan alam yang sangat langka dan mempesona. Gerhana Matahari sebagian yang terjadi bersamaan dengan kehadiran supermoon menghasilkan fenomena unik yang dikenal dengan julukan “Tanduk Setan”. Meskipun Indonesia tidak berada dalam jalur langsung, keajaiban langit ini bisa disaksikan secara virtual melalui siaran langsung dari kanal-kanal astronomi ternama.

Mengungkap Rahasia “Tanduk Setan”

Istilah “Tanduk Setan” muncul karena bayangan Bulan yang melintas di depan Matahari membentuk sabit menyerupai sepasang tanduk. Saat Bulan berada pada fase baru, sebagian cakram Matahari tertutup, menciptakan siluet yang dramatis dan mistis. Di dunia barat, fenomena serupa kerap dijuluki “Devil’s Horns,” yang menambah kesan misterius dan memukau pada pertunjukan langit ini.

banner 325x300

Supermoon: Cahaya Penuh Pesona di Tengah Kegelapan

Pada hari yang sama, Bulan akan berada pada titik perigee—jarak terdekatnya dengan Bumi—sehingga muncul sebagai supermoon. Meskipun supermoon identik dengan Bulan purnama, kali ini fenomena tersebut terjadi saat fase Bulan baru. Efek ini membuat intensitas cahaya dan bayangan yang dihasilkan semakin kontras, menambah dramatisasi penampakan gerhana.

Kronologi Kejadian

Fenomena luar biasa ini ditandai oleh tiga momen penting meskipun tidak terjadi secara bersamaan:

  • Puncak Bulan Baru:
    Terjadi pada 29 Maret 2025 pukul 10:58 UTC, ketika Bulan berada dalam fase gelap dan menyembunyikan seluruh cahayanya.
  • Puncak Gerhana Matahari:
    Waktu gerhana terbesar tercatat pada 29 Maret 2025 pukul 10:47:18 UTC, saat bayangan Bulan membentuk sabit yang menyerupai tanduk.
  • Puncak Perigee (Supermoon):
    Pada 30 Maret 2025 pukul 05:26 UTC, Bulan mencapai jarak terdekat dengan Bumi (sekitar 358.128 km), yang semakin memperkuat efek supermoon.

Bayangan gerhana ini akan melintasi wilayah Afrika Barat Laut, Amerika Serikat bagian Timur Laut, Kanada Timur, Greenland, dan sebagian Eropa serta Rusia. Meskipun Indonesia tidak menjadi zona langsung, masyarakat dapat mengikuti peristiwa ini melalui siaran langsung yang disediakan oleh berbagai lembaga astronomi, seperti Royal Museums Greenwich di YouTube.

Kesempatan Emas untuk Para Penggemar Astrofotografi

Bagi para astrofotografer, fenomena Gerhana Matahari “Tanduk Setan” merupakan momen yang sangat istimewa. Kombinasi gerhana dan supermoon menghadirkan kontras yang dramatis—menciptakan pemandangan yang penuh detail dan memukau. Tahun 2025 juga menawarkan tiga supermoon lainnya pada 27 April, 27 Mei, dan 25 Juni, memberikan lebih banyak kesempatan bagi para pecinta langit untuk menangkap momen spektakuler.

Kesimpulan

Gerhana Matahari “Tanduk Setan” pada 29 Maret 2025 membuktikan bahwa alam semesta selalu menyimpan keajaiban yang tak terduga. Meskipun tidak semua wilayah di dunia dapat menyaksikan fenomena ini secara langsung, teknologi modern memungkinkan kita untuk menikmati dan mengapresiasi keindahan langit melalui siaran langsung dan dokumentasi digital. Fenomena ini tidak hanya menjadi bukti keajaiban alam, tetapi juga menginspirasi kita untuk terus mengagumi dan mengeksplorasi rahasia semesta yang tak ada habisnya.

Exit mobile version