Kondisi pasar memori dunia sepanjang 2025 terus menunjukkan tekanan besar. Harga RAM, SSD, dan komponen penyimpanan lainnya bergerak naik dalam pola yang tidak pernah terlihat sejak tiga dekade terakhir. Bahkan beberapa peritel di berbagai negara mulai berhenti mencantumkan harga karena fluktuasi yang ekstrem.
Bagi banyak pengguna, perubahan ini terasa tiba tiba. Namun data industri menunjukkan bahwa lonjakan harga telah terbentuk sejak pertengahan tahun, saat permintaan memori meningkat jauh di atas kapasitas produksi global. Berikut laporan lengkap untuk membantu pembaca memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik mahalnya harga RAM saat ini.
Permintaan AI Menjadi Pemicu Utama Kenaikan Harga
Industri kecerdasan buatan sedang berada dalam gelombang pertumbuhan yang sangat besar. Setiap pusat data yang menjalankan layanan AI membutuhkan jumlah DRAM dan NAND dalam ukuran yang tidak kecil. Server yang digunakan untuk pelatihan model AI generatif memerlukan kapasitas memori tinggi, sementara proses inferensi juga membutuhkan stok memori besar yang dapat diakses dengan cepat.
Produsen memori seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron kini mengalihkan hampir seluruh fokus produksi mereka pada High Bandwidth Memory dan DRAM untuk server AI. Kondisi ini membuat memori konsumen, baik DDR4 maupun DDR5, mendapatkan alokasi yang semakin kecil. Akibatnya harga memori untuk komputer rumahan terdampak secara langsung.
Beberapa analis menyebut fenomena ini sebagai kekurangan pasokan DRAM pertama yang bersifat sistemik dalam sejarah modern industri semikonduktor.
Produsen Besar Menaikkan Harga Secara Serentak
Lonjakan permintaan memori server memberikan dampak langsung pada harga pasar. Produsen besar mulai menaikkan harga DRAM dan NAND hingga tiga puluh persen untuk menjaga keseimbangan pasokan. Peritel besar menyatakan bahwa mereka menerima pemberitahuan kenaikan harga pada setiap pengiriman.
Di Amerika Serikat, dua jaringan toko komputer besar dilaporkan menghapus label harga dari komponen RAM. Mereka mengaku tidak mampu menetapkan harga yang stabil karena perubahan dapat terjadi dalam hitungan jam. Kondisi ini jarang terjadi dan menunjukkan tekanan pasar yang sangat besar.
Lonjakan Harga Terlihat di Seluruh Pasar Global
Barang yang sebelumnya dapat ditemukan dengan mudah kini mulai menghilang dari etalase daring dan toko fisik. Data terakhir menunjukkan bahwa:
- Kit DDR5 32 GB yang dahulu berada di bawah seratus dolar kini mencapai dua ratus dolar.
- Harga DDR4 32 GB meningkat lebih dari dua kali lipat.
- SSD kelas konsumen mulai terdorong naik seiring terbatasnya NAND flash.
- Di Indonesia, RAM DDR5 32 GB kini berada di kisaran tiga hingga lima juta rupiah.
- Harga RAM 64 GB dapat mencapai sepuluh juta rupiah lebih tergantung merek dan kecepatan.
Kenaikan ini terjadi di pasar internasional dan tidak terbatas pada wilayah tertentu karena bersumber dari perubahan pasokan global.
Krisis Pasokan yang Melibatkan DRAM, NAND, dan HBM
Kekurangan memori tidak hanya terjadi pada DRAM. NAND untuk SSD juga terserap dalam jumlah besar oleh perusahaan AI. Server AI membutuhkan SSD berkapasitas besar untuk mengelola data pelatihan dan penyimpanan jangka panjang.
Produksi High Bandwidth Memory juga menjadi prioritas karena digunakan pada prosesor AI berperforma tinggi. Jalur produksi HBM memiliki keterkaitan dengan DRAM sehingga peningkatan permintaan HBM mempersempit kapasitas untuk memproduksi RAM konsumen.
Beberapa produsen menyatakan bahwa ini adalah situasi pertama dalam tiga puluh tahun di mana semua jenis memori besar mengalami kekurangan secara bersamaan.
Mengapa Produsen Mengalami Kesulitan untuk Menambah Kapasitas
Industri semikonduktor memiliki sifat produksi yang kompleks. Pabrik memori baru membutuhkan investasi sangat besar dan waktu pembangunan yang lama. Jalur produksi pun harus memenuhi standar tinggi sebelum siap beroperasi.
Produsen juga berhati hati karena pengalaman pada tahun 2023 ketika pasar memori mengalami kelebihan pasokan. Penumpukan stok membuat beberapa perusahaan mengalami kerugian besar sehingga ekspansi produksi kini dilakukan secara bertahap dan lebih konservatif.
Permintaan memori server AI yang naik tajam membuat kapasitas yang ada tidak mampu mengimbangi kebutuhan pasar.
Dampak Nyata bagi Konsumen dan Industri Teknologi
Krisis memori berdampak pada berbagai sektor teknologi.
1. Harga PC dan Laptop Naik
Produsen komputer terpaksa menyesuaikan harga perangkat mereka karena biaya komponen meningkat. Konsumen kini menghadapi harga PC rakitan dan laptop yang lebih tinggi dibanding awal tahun.
2. Stok RAM dan SSD Menipis
Banyak varian RAM yang sebelumnya mudah ditemukan kini sulit diperoleh. Di beberapa platform belanja, stok RAM kelas menengah habis hanya dalam beberapa jam.
3. GPU Berisiko Mengalami Kenaikan Harga
Ketersediaan memori untuk kartu grafis menurun akibat prioritas untuk server AI. Peritel mulai melihat kenaikan harga pada beberapa model GPU.
Ini diperkirakan hanya permulaan dan tekanan dapat meningkat pada tahun berikutnya.
4. Pekerja Kreatif dan Gamer Menjadi Kelompok yang Paling Terdampak
Aplikasi seperti rendering video, editing visual, dan gaming modern membutuhkan memori besar. Kenaikan harga membuat banyak pengguna menunda upgrade atau mencari alternatif lain.
Apakah Tren Kenaikan Harga Akan Berlanjut
Para analis memperkirakan bahwa ketidakseimbangan suplai memori tidak akan hilang dalam waktu dekat. Pertumbuhan infrastruktur AI masih terus meningkat sehingga permintaan terhadap DRAM dan NAND tetap berada pada tingkat tinggi.
Beberapa prediksi menyebutkan bahwa kondisi dapat berlangsung hingga tiga atau empat tahun. Namun ada kemungkinan perubahan jika investasi AI mulai melambat atau terjadi koreksi pasar yang mengurangi permintaan server.
Sejauh ini, produsen memori belum menunjukkan rencana ekspansi besar yang siap beroperasi dalam waktu cepat.
Kesimpulan
Kenaikan harga RAM dan SSD sepanjang 2025 merupakan dampak langsung dari lonjakan permintaan memori untuk kebutuhan kecerdasan buatan. Pasokan DRAM, NAND, dan HBM yang terbatas membuat harga merangkak naik di seluruh dunia. Dampaknya terasa pada konsumen, peritel, hingga industri komputer secara keseluruhan.
Dengan permintaan AI yang belum menunjukkan tanda melambat dan kapasitas produksi yang belum bertambah, harga memori diperkirakan tetap tinggi pada beberapa kuartal mendatang.
