Pengajuan Gugatan Cerai
Aktor Eza Gionino kini menghadapi masalah besar dalam kehidupan pribadinya setelah istrinya, Meiza Aulia Coritha, menggugat cerai di Pengadilan Agama Cibinong, Jawa Barat. Gugatan tersebut resmi terdaftar pada 3 September 2025 dengan nomor perkara 5672/Pdt.G/2025/PA_Cibinong. Meiza mengajukan gugatan melalui e-court, yang memudahkan proses pendaftaran.
Humas Pengadilan Agama Cibinong, Dadang Karim, mengonfirmasi bahwa gugatan cerai Meiza telah diterima. “Kami sudah menerima pendaftaran gugatan cerai, dan proses awal akan melibatkan mediasi pada 22 September 2025,” jelasnya. Mediasi ini bertujuan untuk mencari solusi damai sebelum melanjutkan ke proses hukum lebih lanjut.
Dalam gugatan cerainya, Meiza juga menuntut hak asuh atas ketiga anak mereka. “Iya, penguasaan anak diajukan oleh penggugat, dalam hal ini Meiza,” tambah Dadang. Permintaan hak asuh anak ini menjadi titik fokus dalam proses perceraian ini.
Alasan di Balik Gugatan Masih Misterius
Meskipun gugatan cerai telah diajukan, alasan di balik keputusan Meiza untuk menggugat cerai Eza masih menjadi misteri. Dadang Karim menegaskan bahwa alasan perceraian adalah hal yang bersifat pribadi dan tidak akan dipublikasikan. “Kami tidak bisa membagikan alasan perceraian karena itu adalah bagian dari privasi mereka,” ujarnya.
Eza Gionino, yang dikenal di industri hiburan, belum memberikan tanggapan resmi terkait situasi ini. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Eza menunjukkan betapa pentingnya keluarga baginya, sehingga berita perceraian ini pasti mengejutkan banyak penggemar.
Reaksi dari netizen pun beragam, dengan banyak yang berharap agar pasangan ini bisa menemukan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah mereka demi anak-anak. Beberapa netizen juga mendorong agar perceraian ini tidak menimbulkan konflik berkepanjangan.
Kesejahteraan Anak dalam Proses Perceraian
Gugatan cerai ini tentunya membawa dampak yang signifikan bagi Eza, Meiza, dan terutama ketiga anak mereka. Hak asuh anak menjadi isu yang sangat penting dalam setiap perceraian, dan Meiza menekankan bahwa kesejahteraan anak-anak harus selalu menjadi prioritas utama.
Psikolog menyatakan bahwa perceraian dapat memberikan dampak emosional yang besar bagi anak-anak. “Orang tua perlu memberikan dukungan dan perhatian ekstra kepada anak-anak selama masa transisi ini,” ujar seorang ahli psikologi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran orang tua dalam menjaga kesehatan mental anak-anak di tengah perpecahan.
Eza dan Meiza diharapkan dapat bekerja sama dengan baik dalam mencapai kesepakatan yang terbaik demi kepentingan anak-anak mereka. Dengan komunikasi yang baik dan kesepakatan yang saling menguntungkan, diharapkan proses perceraian ini dapat berjalan lancar tanpa merugikan pihak manapun.



















