banner 728x250
Berita  

Kasus Tragis: PSK di Surabaya Dibunuh Pelanggan Setelah Berhubungan

banner 120x600
banner 468x60

Kejadian Mengerikan di Wisma Madurasa

Surabaya, 5 Juni 2025 – Sebuah peristiwa tragis terjadi di lokalisasi Madurasa, Surabaya, ketika Tatik Rahayu, seorang pekerja seks komersial (PSK) berusia 33 tahun, ditemukan tewas setelah ditusuk oleh seorang pelanggan. Kasus ini mengejutkan banyak orang dan menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat, terutama di kalangan rekan-rekan Tatik dan penghuni wisma.

Pada hari kejadian, Samsul Arifin, yang berusia 52 tahun, terlihat dikawal polisi menuju lokasi untuk menjalani rekonstruksi pembunuhan. Seluruh penghuni wisma dan teman-teman Tatik berbondong-bondong keluar untuk menyaksikan, mengekspresikan kemarahan dan kekecewaan mereka terhadap tindakan brutal yang dilakukan Samsul.

banner 325x300

Awal Pertemuan yang Berujung Tragis

Kejadian bermula pada Selasa, 5 Mei 2025, ketika Samsul datang ke wisma Madurasa dengan niat untuk melepas hasrat seksualnya. Namun, saat itu Tatik masih sibuk melayani pelanggan lain, yang membuat Samsul pulang dengan kecewa. Keinginan untuk bertemu Tatik kembali tak padam, sehingga keesokan harinya, ia kembali ke lokasi yang sama.

Tatik kebetulan sedang tidak melayani pelanggan lain dan langsung di-booking oleh Samsul selama satu jam dengan tarif Rp 100 ribu. Keduanya kemudian memasuki kamar untuk melanjutkan transaksi. Meskipun batas waktu telah terlampaui, Samsul tetap ingin melanjutkan hubungan intim, yang membuat situasi semakin rumit.

Perselisihan yang Memanas

Setelah satu jam berlalu, Tatik meminta tambahan biaya sebesar Rp 50 ribu karena pelayanan yang melebihi waktu yang disepakati. Namun, Samsul menolak permintaan tersebut, merasa bahwa tarif tambahan tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Adu mulut antara keduanya pun tidak dapat dihindari.

“Ini tidak sesuai, saya tidak mau bayar lebih,” kata Samsul dengan nada marah. Tatik berusaha menjelaskan bahwa waktu tambahan harus dihargai. Ketegangan yang terjadi membuat suasana di dalam kamar semakin panas, hingga akhirnya berujung pada tindakan kekerasan.

Tindakan Kekerasan yang Mematikan

Puncak dari pertikaian terjadi ketika Samsul, dalam keadaan marah, mengeluarkan pisau dan menusukkan ke arah perut Tatik. Tindakannya itu berlangsung sangat cepat dan mengejutkan. Tatik yang terkejut langsung terjatuh dan berteriak meminta tolong. Darah mengucur dari lukanya, dan Samsul yang panik segera berpakaian untuk melarikan diri.

Namun, teriakan Tatik menarik perhatian penghuni lain di wisma. Mereka bergegas menuju kamar dan segera menangkap Samsul saat ia berusaha melarikan diri. Masyarakat di sekitar pun berusaha melindungi Tatik yang mengalami luka parah.

Penanganan Korban dan Tindakan Polisi

Tatik yang sekarat segera dilarikan ke rumah sakit di Pelabuhan Tanjung Perak. Meskipun upaya medis dilakukan, Tatik dinyatakan meninggal dunia karena kehilangan darah yang sangat banyak. Kejadian ini menyisakan duka mendalam bagi rekan-rekan dan penghuni wisma yang merasa kehilangan.

Samsul, yang berhasil ditangkap, tidak hanya harus menghadapi proses hukum, tetapi juga sempat mendapatkan perlakuan kasar dari orang-orang di sekitar lokasi. Ia kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Rekonstruksi Pembunuhan

Polisi kemudian melakukan rekonstruksi di lokasi kejadian untuk mengungkap fakta-fakta yang terjadi. Dengan pengawalan ketat, Samsul diperintahkan untuk memperagakan setiap adegan yang berujung pada kematian Tatik. Total ada 11 adegan yang diperagakan, dan setiap langkahnya disaksikan oleh rekan-rekan Tatik dan media.

Samsul tampak tertunduk dan tidak berani menatap orang-orang yang hadir. Sikapnya menunjukkan penyesalan, meskipun kemarahan masih membara di hati banyak orang. Beberapa teman Tatik melontarkan makian dan sumpah serapah, mengekspresikan betapa mereka marah dengan tindakan brutal yang dilakukan Samsul.

Proses Hukum yang Dihadapi

Samsul kini menghadapi berbagai pasal terkait pembunuhan. Penyidik berupaya mengumpulkan semua bukti yang diperlukan untuk memastikan keadilan bagi Tatik. Pengacara yang ditunjuk Samsul mengungkapkan bahwa kliennya merasa menyesal atas tindakan yang diambilnya, namun banyak pihak merasa bahwa penyesalan tidak bisa mengubah kenyataan.

Banyak yang berpendapat bahwa tindakan kekerasan yang berujung pada kematian tidak dapat dibenarkan. “Apapun alasannya, tindakan ini adalah pelanggaran berat yang harus dihukum,” ujar seorang aktivis hak asasi manusia yang ikut berkomentar mengenai kasus ini.

Dampak Sosial dan Kesadaran Masyarakat

Kejadian ini menyoroti banyak masalah dalam masyarakat, terutama berkaitan dengan pekerja seks komersial. Banyak yang berpendapat bahwa Tatik adalah korban dari sistem yang tidak adil. “Mereka berhak mendapatkan perlindungan dan tidak seharusnya mengalami kekerasan,” kata seorang aktivis yang peduli terhadap nasib pekerja seks.

Diskusi mengenai legalisasi dan perlindungan bagi pekerja seks komersial semakin mengemuka. “Kita harus membuka mata dan hati terhadap masalah ini. Setiap orang, termasuk mereka, memiliki hak untuk hidup dengan aman,” tambahnya.

Harapan untuk Perubahan

Kejadian tragis ini diharapkan dapat menjadi titik tolak untuk perubahan. Masyarakat diharapkan lebih peka terhadap isu-isu yang dihadapi oleh pekerja seks dan berupaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi satu sama lain,” ungkap seorang tokoh masyarakat.

Penting untuk menciptakan dialog antara pemerintah, masyarakat, dan pekerja seks untuk mencapai solusi yang lebih baik. Dengan kesadaran dan kerjasama, diharapkan tidak ada lagi kasus serupa yang terjadi di masa depan.

Penutup

Kisah tragis Tatik Rahayu adalah pengingat bahwa kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dapat diterima. Kita harus berusaha untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman dan adil bagi semua individu, tanpa terkecuali. Mari kita bersama-sama mendorong perubahan yang positif untuk masa depan yang lebih baik.

banner 325x300