banner 728x250
Berita  

Tragedi di Kolaka: Penikaman Usai Pesta Pernikahan

banner 120x600
banner 468x60

Pesta yang Berubah Menjadi Petaka

Sebuah pesta pernikahan di Desa Dunggala, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, berakhir tragis ketika seorang pria berusia 21 tahun, berinisial AA, tewas ditikam oleh pria berinisial J yang berumur 35 tahun. Insiden ini terjadi pada Jumat, 31 Oktober 2025, sekitar pukul 02.30 Wita, di tengah suasana pesta yang awalnya meriah dengan tamu yang sedang menari dan bergembira.

Menurut keterangan yang diberikan oleh pihak kepolisian, peristiwa berdarah ini berawal dari perselisihan antara korban dan pelaku mengenai penyelenggaraan acara. “Mereka sempat berselisih paham di lokasi acara hingga berujung pada penikaman,” ungkap Iptu Dwi Arif, Kasi Humas Polres Kolaka. Kejadian ini mengejutkan banyak orang, mengingat pesta pernikahan seharusnya menjadi momen bahagia, bukan tragedi.

banner 325x300

Kejadian ini juga menjadi sorotan media karena menunjukkan bagaimana ketegangan yang terjadi dalam suasana yang seharusnya meriah dapat berujung pada kekerasan. “Kami tidak pernah mengira bahwa sebuah pesta pernikahan bisa berakhir seperti ini,” ujar salah satu tamu yang hadir di acara tersebut.

Awal Perselisihan

Dwi Arif menjelaskan bahwa ketegangan mulai muncul ketika pelaku, J, meminta agar pesta joget dihentikan karena sudah larut malam. “Pada pukul 02.00 Wita, pelaku merasa bahwa acara harus diakhiri, tetapi korban menolak dan bersikeras agar musik tetap dimainkan,” tambahnya. Keberanian AA untuk menolak permintaan pelaku membuat suasana semakin memanas.

Korban AA, yang saat itu berada dalam kondisi terpengaruh oleh alkohol, sempat memaki pelaku di depan para tamu lainnya. “Suasana menjadi sangat tidak nyaman, dan banyak tamu yang melihat bagaimana pertikaian ini berlangsung,” ungkap Dwi. Ketegangan yang terjadi di antara mereka berlanjut hingga pelaku meninggalkan lokasi pesta, sementara korban terus mengikuti pelaku hingga ke jalan poros desa.

Penikaman yang Mematikan

Setelah meninggalkan pesta, J kembali dengan membawa senjata tajam jenis badik. “Di jalan, pelaku menikam korban di bagian perut,” kata Iptu Dwi. Kejadian itu berlangsung sangat cepat dan membuat banyak orang terkejut. AA yang terkena tusukan langsung terjatuh, dan teman-temannya segera membawanya ke rumah sakit terdekat.

Sayangnya, meskipun sudah mendapatkan pertolongan medis, nyawa AA tidak tertolong. “Kami sangat berduka mendengar kabar bahwa korban tidak dapat diselamatkan,” ungkap salah satu teman korban dengan nada penuh kesedihan. Kejadian ini meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan teman-teman korban.

Peristiwa ini menyoroti betapa cepatnya sebuah situasi bisa berubah menjadi tragedi. Dalam hitungan menit, sebuah perayaan yang penuh keceriaan bisa berakhir dengan kehilangan nyawa. “Kami berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam mengelola emosi,” tambah seorang warga setempat.

Tindakan Pihak Kepolisian

Setelah menerima laporan tentang insiden penikaman tersebut, pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan. “Kami akan mencari pelaku dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan,” tegas Iptu Dwi. Pihak kepolisian juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengambil tindakan sendiri dan selalu melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan.

Pencarian pelaku dilakukan dengan melibatkan anggota kepolisian dari berbagai unit. “Kami meminta kepada masyarakat untuk memberikan informasi jika melihat pelaku,” kata Dwi. Tindakan ini menunjukkan komitmen kepolisian dalam menangani kasus kekerasan dan menjaga keamanan di wilayah tersebut.

Polisi juga memberikan peringatan kepada masyarakat untuk selalu waspada dan menjaga ketertiban di acara-acara sosial. “Kita harus ingat bahwa pesta adalah tempat untuk bersenang-senang, bukan untuk bertengkar,” tambahnya.

Dampak Psikologis bagi Masyarakat

Kejadian ini tidak hanya berdampak pada keluarga korban, tetapi juga pada masyarakat setempat. Banyak yang merasa ketakutan dan tidak nyaman setelah mendengar berita tentang penikaman tersebut. “Kami merasa tidak aman. Ini adalah kejadian yang sangat langka di desa kami,” ungkap seorang warga.

Keluarga korban juga mengalami dampak emosional yang berat. “Kami sangat terpukul. AA adalah anak yang baik dan tidak pantas mengalami hal seperti ini,” ujar seorang anggota keluarga. Rasa kehilangan yang mendalam ini akan membekas dalam ingatan mereka selamanya.

Di sisi lain, kejadian ini juga memicu diskusi di kalangan masyarakat tentang pentingnya menyelesaikan konflik dengan cara yang baik. “Kami perlu belajar untuk mengendalikan emosi dan menyelesaikan masalah tanpa kekerasan,” ungkap seorang tokoh masyarakat. Diskusi ini diharapkan dapat memberikan solusi dan mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.

Kesimpulan dan Harapan untuk Masa Depan

Tragedi di Kolaka ini menekankan pentingnya pengendalian emosi dan komunikasi yang baik dalam setiap interaksi sosial. Masyarakat diharapkan dapat belajar dari insiden ini dan berupaya menciptakan lingkungan yang lebih aman. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan ketertiban,” ungkap seorang warga.

Pendidikan tentang resolusi konflik dan pengelolaan emosi harus ditanamkan sejak dini. “Kami berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman bagi semua,” tambahnya. Semoga tragedi ini menjadi titik tolak bagi perubahan positif di tengah masyarakat, agar kedamaian dan kebahagiaan dapat kembali mengisi setiap acara yang dirayakan.

banner 325x300