banner 728x250

Matcha vs Hojicha: Perbedaan Teh Jepang yang Bikin Penasaran

Sama Tapi Beda, Inilah 6 Perbedaan Matcha dan Hojicha
banner 120x600
banner 468x60

Jepang dikenal sebagai negeri yang kaya tradisi, salah satunya budaya minum teh. Dari sekian banyak jenis teh hijau, ada dua nama yang makin sering kita dengar di kafe modern maupun obrolan pecinta teh, yaitu matcha dan hojicha. Walaupun berasal dari tanaman teh yang sama, keduanya punya proses pengolahan, rasa, dan manfaat yang berbeda. Matcha hadir dengan hijau cerah yang segar, sedangkan hojicha membawa nuansa cokelat roasted yang hangat. Mari kita bahas satu per satu perbedaan besarnya.


1. Arti Nama dalam Bahasa Jepang

Orang Jepang selalu memberi makna dalam setiap kata.

banner 325x300
  • Matcha (抹茶): Huruf (ma) berarti bubuk atau digiling, dan (cha) berarti teh. Jadi matcha adalah teh bubuk. Nama ini sesuai karena matcha dibuat dengan menggiling daun teh halus hingga menjadi serbuk.
  • Hōjicha (焙じ茶 / ほうじ茶): Huruf 焙じ (hōji) berarti memanggang, dan (cha) tetap berarti teh. Artinya hojicha adalah teh panggang. Nama ini menegaskan metode roasting sebagai inti dari pembuatannya.

Dengan memahami arti namanya, kita bisa langsung tahu karakter unik masing-masing teh.


2. Sejarah dan Popularitas

Matcha punya akar sejarah ratusan tahun. Sejak abad ke-12, matcha digunakan dalam upacara teh Jepang (chanoyu). Kehadirannya erat dengan nilai spiritual dan estetika. Tradisi Zen membuat matcha lebih dari sekadar minuman, tetapi juga sarana refleksi diri. Popularitas global matcha melonjak di era kafe modern, ketika latte, cake, dan es krim matcha viral di media sosial.

Hojicha lahir di Kyoto tahun 1920-an. Awalnya hanyalah eksperimen pedagang teh yang memanggang sisa daun dan batang teh agar tidak terbuang. Dari situ lahir aroma smoky dengan rasa lembut yang berbeda dari teh hijau biasa. Perlahan, hojicha jadi teh rakyat Jepang, cocok diminum setiap hari karena lebih ringan dan menenangkan.


3. Penampilan Visual

  • Matcha: Warna hijau cerah yang pekat, sangat mencolok dan estetik. Cocok jadi bahan minuman modern karena langsung menarik perhatian.
  • Hojicha: Warna cokelat kemerahan hasil pemanggangan. Lebih kalem, memberi kesan hangat, bahkan sering disangka kopi oleh orang awam.

4. Daun Teh dan Proses Produksi

Matcha berasal dari daun Tencha berkualitas tinggi. Sekitar tiga minggu sebelum panen, tanaman ditutup dari cahaya matahari agar kadar klorofil meningkat. Daun dipetik, dikukus, dibersihkan dari batang dan urat, lalu digiling halus dengan batu tradisional. Hasilnya bubuk matcha yang lembut dan premium.

Hojicha lebih fleksibel. Bisa dibuat dari Sencha, Bancha, atau batang teh (Kukicha). Semua dipanggang di atas wajan porselen dengan panas tinggi. Proses ini menurunkan kadar kafein dan klorofil, sekaligus menciptakan rasa roasted yang khas.


5. Rasa, Aroma, dan Kandungan

  • Matcha punya rasa umami, gurih dengan sedikit manis alami. Aromanya segar dan vegetal seperti rumput laut. Kafeinnya tinggi, sekitar 70 sampai 85 mg per cangkir. Namun efeknya lebih stabil karena ada L-theanine yang menenangkan.
  • Hojicha memberi rasa lembut, ringan, dengan aroma smoky mirip karamel panggang. Kandungan kafeinnya sangat rendah, hanya sekitar 7 sampai 10 mg per cangkir. Inilah alasan hojicha sering diminum malam hari tanpa mengganggu tidur.

6. Manfaat Kesehatan

  • Matcha kaya antioksidan EGCG yang berfungsi melawan radikal bebas, meningkatkan metabolisme, menjaga kesehatan jantung, serta membantu fokus. Banyak orang menggunakan matcha untuk diet sehat dan meningkatkan energi harian.
  • Hojicha tetap menyimpan polifenol bermanfaat meskipun mengalami roasting. Keunggulannya adalah rendah kafein, sehingga aman untuk anak-anak, lansia, dan orang dengan sensitivitas kafein. Aroma roasted juga membantu relaksasi dan memperbaiki pencernaan.

Kesimpulan: Dua Sisi dari Satu Daun Teh

Dari satu tanaman teh, Jepang berhasil menciptakan dua dunia yang berbeda. Matcha adalah energi, konsentrasi, dan estetika. Hojicha adalah relaksasi, kehangatan, dan kesederhanaan.

Keduanya bukan soal siapa yang lebih baik. Justru keduanya bisa menjadi bagian dari gaya hidup seimbang. Matcha bisa menemani pagi penuh produktivitas, sementara hojicha hadir di malam hari untuk menutup hari dengan tenang.

banner 325x300