banner 728x250
Berita  

Penangkapan Sejoli yang Membuang Bayi di Jakarta Timur

banner 120x600
banner 468x60

Kejadian Tragis di Depan Rumah Warga

Pada malam 14 Juli 2025, masyarakat Ujung Kerawang, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, dikejutkan oleh penemuan bayi laki-laki yang dibuang di depan rumah seorang warga yang dikenal sebagai Pak Haji. Bayi tersebut ditemukan setelah pemilik rumah mendengar suara kecil yang berasal dari depan rumahnya. Suara itu awalnya dianggap sebagai suara kucing, tetapi saat diperiksa lebih lanjut, ternyata suara tersebut berasal dari bayi yang tergeletak di depan pintu.

Pak Haji, yang berusia 58 tahun, langsung melaporkan penemuan tersebut kepada pihak kepolisian. “Saya sangat terkejut. Saya tidak menyangka akan menemukan bayi di depan rumah,” ujarnya saat diwawancarai oleh awak media. Kejadian ini segera menarik perhatian banyak orang dan memicu keprihatinan di kalangan masyarakat.

banner 325x300

Tindakan Pihak Kepolisian

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicholas Lilipaly, mengungkapkan bahwa pihaknya segera melakukan penyelidikan setelah menerima laporan. Dalam waktu singkat, polisi berhasil menangkap sepasang kekasih yang merupakan orang tua dari bayi tersebut, yakni HA (29) dan MR (20). Kombes Nicholas menyatakan, “Keduanya telah ditahan dan saat ini sedang dalam proses penyidikan.”

Keduanya merupakan pasangan yang telah tinggal bersama di Cikarang, Bekasi, sejak 2024. Mereka melakukan hubungan layaknya suami istri meskipun belum menikah. “MR bekerja di sebuah perusahaan di Cikarang, sementara HA adalah pekerja serabutan. Mereka hidup dalam kondisi yang cukup sulit,” tambahnya.

Motif di Balik Tindakan

Setelah ditangkap, terungkap bahwa HA melahirkan di rumah sakit di Bekasi. Keduanya kemudian sepakat untuk membuang bayi yang baru berusia tujuh hari itu. “Mereka merasa tidak mampu untuk merawat bayi tersebut dan merasa malu akibat hubungan yang tidak direstui oleh orang tua mereka,” jelas Kombes Nicholas.

Bayi tersebut dibuang di depan rumah Pak Haji dengan harapan bahwa seseorang akan menemukannya dan merawatnya. “Ini adalah tindakan yang sangat tidak bisa diterima. Kita harus melindungi anak-anak,” tegasnya.

Penemuan Surat di Kain Bedong

Saat menemukan bayi, Pak Haji juga menemukan secarik kertas di dalam kain bedong bayi tersebut. Dalam surat itu, terdapat permohonan agar bayi tersebut dirawat dan tidak diserahkan kepada dinas sosial karena mereka berencana untuk mengambil kembali bayi itu di masa depan. “Suratnya menunjukkan bahwa mereka masih memiliki harapan untuk merawat bayi itu, meskipun tindakan mereka sangat salah,” kata Pak Haji.

Penemuan surat ini menambah kompleksitas kasus dan menunjukkan bahwa pasangan tersebut mungkin tidak sepenuhnya menginginkan tindakan tersebut, tetapi merasa terdesak oleh keadaan.

Proses Hukum yang Dihadapi

Kedua tersangka kini telah resmi ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan berbagai pasal. Mereka dikenakan Pasal 76B juncto Pasal 77B Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, serta Pasal 307 dan Pasal 305 KUHP. Ancaman hukuman yang dihadapi adalah penjara hingga lima tahun.

“Proses hukum ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan,” ungkap Kombes Nicholas. Pihak kepolisian berkomitmen untuk menegakkan hukum secara konsisten dalam kasus ini.

Reaksi Masyarakat

Kejadian ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang merasa prihatin dan marah atas tindakan sepasang kekasih tersebut. “Saya tidak bisa membayangkan bagaimana mereka bisa tega membuang bayi mereka sendiri,” ungkap salah satu warga setempat. Masyarakat meminta agar pemerintah dan lembaga sosial lebih aktif dalam memberikan edukasi dan dukungan kepada orang tua yang menghadapi situasi sulit.

“Harus ada program yang bisa membantu pasangan muda dalam situasi seperti ini agar tidak terjadi pembuangan bayi,” kata seorang aktivis sosial. Mereka berpendapat bahwa pendidikan mengenai kesehatan reproduksi dan akses ke layanan kesehatan yang baik sangat penting untuk mencegah kasus serupa.

Pentingnya Edukasi dan Dukungan Sosial

Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi dan dukungan sosial bagi pasangan muda. Banyak orang yang belum memahami cara mengatasi masalah yang muncul akibat kehamilan yang tidak direncanakan. “Pendidikan tentang kesehatan reproduksi sangat krusial. Kami perlu memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke informasi yang tepat,” kata seorang ahli kesehatan.

Pihak pemerintah dan organisasi non-pemerintah diharapkan dapat berkolaborasi untuk memberikan informasi dan dukungan yang diperlukan. “Kami perlu menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana orang tua merasa tidak sendirian dalam menghadapi masalah,” tambahnya.

Kesimpulan dan Harapan ke Depan

Kasus pembuangan bayi ini mengingatkan kita akan perlunya perhatian terhadap isu-isu sosial yang lebih luas. Keluarga, masyarakat, dan pemerintah harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak dan orang tua. Dengan penangkapan kedua tersangka, kita berharap keadilan dapat ditegakkan.

Namun, yang lebih penting adalah upaya untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi anak-anak dan mendukung orang tua dalam perjalanan mereka. Dengan memberikan dukungan dan informasi yang tepat, diharapkan kejadian-kejadian tragis seperti ini tidak terulang lagi.

Kita berharap agar setiap anak mendapatkan haknya untuk hidup dan dibesarkan dalam lingkungan yang penuh kasih sayang. Masyarakat diharapkan dapat lebih aktif dalam melaporkan kejadian-kejadian mencurigakan dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua.

banner 325x300