Gerakan Stop Killing Games resmi melangkah ke medan yang lebih besar. Setelah melewati target satu juta tanda tangan untuk EU Citizen’s Initiative, gerakan ini kini masuk radar politikus penting di Uni Eropa. Wakil Presiden Parlemen Eropa, Nicolae Ștefănuță, dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini.
Dalam pernyataannya di media sosial, Ștefănuță berkata, “Saya mendukung inisiatif ini. Saya sudah menandatangani dan akan terus membantu mereka. Sebuah game, setelah dijual, adalah milik pelanggan, bukan perusahaan.” Kalimat ini dengan cepat menyebar di kalangan komunitas gamer dan aktivis hak digital, karena menyuarakan keresahan yang selama ini jarang diakui secara politis.
Gerakan ini bukan gerakan iseng. Dengan lebih dari 1.358.000 tanda tangan, SKG sudah melewati batas minimum dengan selisih yang besar sebelum tenggat waktu 31 Juli. Ini membuka jalan agar Parlemen Uni Eropa secara resmi membahas tuntutan mereka: melindungi hak kepemilikan game digital konsumen.
Ross Scott, figur di balik YouTube Accursed Farms, menjadi motor utama gerakan ini. Ia mempermasalahkan bagaimana banyak publisher bisa secara sepihak “membunuh” game digital menghapus dari platform, menutup server, atau menonaktifkan lisensi meskipun pemain sudah membelinya. Menurutnya, ini adalah pelanggaran terhadap hak konsumen dan bentuk pengaburan konsep kepemilikan di era digital.
Stop Killing Games menuntut agar perusahaan game wajib menyediakan solusi ketika mereka menghentikan dukungan game. Solusi itu bisa berupa server pribadi, mode offline permanen, atau akses komunitas terhadap kode game agar game tetap hidup walau publisher-nya menyerah.
Poin menariknya, Ross menyasar Uni Eropa karena reputasinya sebagai pembuat kebijakan yang berpihak pada konsumen. Isu video game dinilai sebagai kesempatan emas bagi politisi untuk menunjukkan keberpihakan tanpa harus terlibat dalam kontroversi ideologis. Ini bukan soal politik kiri atau kanan, tapi soal hak dasar konsumen digital yang makin sering dikebiri.
Dukungan dari tokoh seperti Nicolae Ștefănuță memberi momentum luar biasa. Ini bukan lagi gerakan dari forum gamer atau petisi online biasa. Ini sudah menjadi bagian dari diskusi kebijakan di tingkat Uni Eropa. Jika berhasil, regulasi yang dihasilkan bisa menjadi preseden global yang mengatur perlindungan game digital di masa depan.
Pertanyaan yang kini muncul adalah: apakah perusahaan-perusahaan game siap menghadapi konsekuensi ini? Atau akankah mereka melobi balik untuk mempertahankan model bisnis yang menjual “akses terbatas” alih-alih kepemilikan sejati?
Stop Killing Games bukan hanya tentang game. Ini tentang memperjuangkan hak atas sesuatu yang sudah kita beli, hak untuk mengakses, dan hak untuk tidak kehilangan apa yang sudah menjadi milik kita. Gamer di seluruh dunia kini memandang Uni Eropa sebagai medan ujian pertama: apakah suara konsumen digital benar-benar punya tempat di kebijakan nyata?
