Latar Belakang Kasus
Jakarta, 21 Juni 2025 – Dua adik kandung dari pendakwah terkenal Habib Bahar bin Smith, yang menjadi korban dugaan pelecehan dan penganiayaan di Tangerang Selatan, kini sedang dalam proses pemulihan. Insiden yang terjadi pada 16 Juni 2025 ini mengundang perhatian publik dan menimbulkan rasa prihatin di kalangan masyarakat.
Menurut kuasa hukum keluarga, Ichwan Tuankotta, kondisi keduanya menunjukkan perkembangan meski masih diliputi trauma. “Adik perempuan, S, masih merasakan dampak psikologis yang berat. Tidur pun menjadi sulit baginya,” ungkap Ichwan. Insiden ini terjadi pada dini hari, saat situasi di sekitar lokasi sangat sepi.
Trauma yang Dialami Korban
S diketahui mengalami trauma mendalam setelah diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang pelaku yang kini sudah ditangkap. “Kejadian itu sangat mengguncang mentalnya. Dia harus menjalani pemeriksaan medis segera setelah kejadian,” kata Ichwan. Trauma yang dialami S bukan hanya fisik, tetapi juga emosional, dan membutuhkan perhatian khusus.
Sementara itu, adik laki-lakinya, Habib Zain, mengalami luka bacok saat berusaha melindungi S. “Dia mengalami nyeri di bagian luka, meski kondisinya kini berangsur membaik,” jelas Ichwan. Keluarga sangat berharap agar keduanya mendapatkan perawatan yang maksimal untuk memulihkan kondisi mereka.
Kronologi Kejadian
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa kasus ini bermula di Gang Sate, Kelurahan Pondok Benda, Pamulang. “Sekitar pukul 02.30 WIB, Z mendengar teriakan dari arah gang dan segera mendatangi tempat tersebut,” ujarnya. Saat tiba, Z menemukan S dalam kondisi terancam.
“Dia melihat adiknya dalam posisi berbahaya, mulut ditutup oleh pelaku. Z berusaha membantu, namun terlibat baku hantam dengan pelaku,” lanjut Ade Ary. Kejadian ini berujung pada penganiayaan yang menyebabkan Z terluka.
Respons Pihak Berwenang
Setelah insiden tersebut, pihak kepolisian segera melakukan tindakan cepat. Pelaku ditangkap dan kini sedang dalam proses penyidikan. “Kami berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi kedua korban,” tegas Kombes Ade Ary.
Pihak kepolisian juga berencana untuk memberikan perlindungan kepada korban selama proses hukum berlangsung. “Kami akan memastikan bahwa mereka merasa aman dan mendapatkan pendampingan yang dibutuhkan,” tambahnya.
Dukungan Psikologis untuk Korban
Sebagai langkah awal, korban S akan mendapatkan pendampingan dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). “Pendampingan ini sangat penting untuk membantu mengatasi trauma yang dialaminya,” ungkap Ichwan. Langkah ini diharapkan dapat membantunya memulihkan mental dan emosionalnya.
Keluarga juga berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada kedua korban. “Kami ingin mereka merasa dicintai dan tidak sendirian dalam menghadapi situasi ini,” kata Ichwan. Dukungan moral dari keluarga sangat penting dalam proses pemulihan.
Reaksi Publik dan Masyarakat
Kejadian ini memicu reaksi beragam dari masyarakat. Banyak yang mengecam tindakan pelaku dan mengungkapkan simpati kepada korban. “Kami sangat prihatin dengan apa yang terjadi. Ini adalah tindakan yang tidak bisa diterima,” ungkap salah satu warga setempat.
Media sosial pun dipenuhi dengan unggahan yang menyerukan keadilan bagi korban. “Kita harus bersatu untuk melawan kekerasan dan pelecehan. Ini sudah terlalu sering terjadi,” tulis seorang pengguna di Twitter.
Meningkatkan Kesadaran tentang Kekerasan
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran akan masalah kekerasan, terutama terhadap perempuan dan anak-anak. “Kita perlu lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan berani melaporkan jika melihat tindakan yang mencurigakan,” ungkap seorang aktivis.
Pendidikan mengenai hak-hak perempuan dan anak juga perlu ditingkatkan. “Kami berharap melalui insiden ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak,” tambah aktivis tersebut.
Upaya Pihak Kepolisian dalam Mencegah Insiden Serupa
Pihak kepolisian berjanji untuk meningkatkan upaya dalam mencegah kekerasan semacam ini di masa depan. “Kami akan lebih aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan kekerasan,” kata Kombes Ade Ary.
Program-program yang melibatkan komunitas juga akan digalakkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman. “Kami ingin masyarakat merasa terlindungi dan berani melapor jika ada kejadian yang mencurigakan,” tambahnya.
Harapan untuk Pemulihan Korban
Keluarga Habib Bahar berharap agar kedua korban dapat segera pulih dari trauma yang dialami. “Kami akan terus memberikan dukungan moral dan emosional kepada mereka,” ungkap Ichwan. Harapan ini mencerminkan keinginan semua anggota keluarga untuk melihat kedamaian kembali dalam hidup mereka.
“Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada dan saling menjaga,” tambahnya. Dengan adanya dukungan dari banyak pihak, diharapkan proses pemulihan dapat berjalan dengan baik.
Kesimpulan
Insiden yang menimpa dua adik Habib Bahar adalah sebuah tragedi yang menyedihkan. Namun, melalui dukungan dan kerja sama antara pihak berwenang, keluarga, dan masyarakat, diharapkan kedua korban dapat pulih dan mendapatkan keadilan. Kesadaran akan pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak harus terus digalakkan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
