Berita  

Tragedi Pesta Miras di Makassar: Teman Tewas Akibat Cekcok

Latar Belakang Insiden

Makassar, 9 Juni 2025 – Sebuah insiden tragis terjadi di Makassar ketika seorang pria berusia 29 tahun, RD, ditangkap oleh polisi setelah menikam rekannya, AE, hingga tewas. Kejadian ini mengungkapkan betapa cepatnya situasi bisa berubah dari bersenang-senang menjadi tragedi, hanya karena sebuah kesalahan kecil di tengah pesta.

Kejadian tersebut berlangsung pada malam Hari Raya Idul Adha, saat RD dan beberapa temannya sedang merayakan hari besar tersebut dengan menggelar pesta miras di rumahnya. Situasi yang seharusnya menjadi momen bahagia berubah menjadi tragedi ketika sebuah insiden kecil memicu kemarahan.

Kronologi Kejadian

Pada malam kejadian, RD bersama teman-temannya, termasuk AE, sedang menikmati minuman miras jenis tuak di rumahnya yang berlokasi di Jalan Inspeksi Kanal, Kecamatan Manggala. Suasana awalnya ceria, namun ketika AE tanpa sengaja menyenggol gelas RD, minuman tuak tersebut tumpah. Kejadian ini menjadi bahan lelucon di antara mereka, tetapi RD tidak bisa menerima lelucon itu.

Setelah kejadian tersebut, RD merasa tersinggung dan menyimpan dendam. Dalam keadaan marah, ia menunggu kesempatan untuk membalas. Ketika suasana mulai tenang, RD mengambil tindakan yang sangat fatal.

Penikaman yang Mengerikan

Setelah menunggu hingga suasana sepi, RD mengambil badik dan menikam AE dua kali, mengenai punggung dan dada. Korban tidak bisa melawan dan terjatuh. Warga yang mendengar teriakan segera berusaha memberikan pertolongan dengan membawa AE ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, nyawa AE tidak dapat diselamatkan, dan ia dinyatakan meninggal dunia.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menjelaskan bahwa kejadian ini sangat disayangkan dan menunjukkan betapa cepatnya emosi bisa mengarah pada tindakan kekerasan. “Kami berkomitmen untuk menindak setiap pelanggaran hukum yang mengakibatkan hilangnya nyawa,” ujar Arya.

Penangkapan Pelaku

Setelah kejadian penikaman, RD melarikan diri ke Kabupaten Jeneponto. Polisi yang mendapat informasi tentang keberadaan pelaku segera melakukan pengejaran. Pada 7 Juni 2025, RD berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya di Kecamatan Tamalatea, Jeneponto. Dalam penangkapan tersebut, polisi juga menyita barang bukti berupa badik yang digunakan untuk menikam korban.

Kapolrestabes menjelaskan bahwa penangkapan ini merupakan bagian dari upaya keras pihak kepolisian untuk menegakkan hukum dan memberikan keadilan bagi keluarga korban. “Kami akan memastikan bahwa pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal,” tambahnya.

Barang Bukti dan Proses Hukum

Polisi tidak hanya menangkap pelaku, tetapi juga menyita barang bukti lainnya, termasuk pakaian yang dikenakan oleh RD dan AE saat kejadian. Barang-barang ini akan digunakan sebagai bukti dalam proses hukum yang akan datang. RD kini dijerat dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, yang dapat mengancam pelaku dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Proses hukum ini diharapkan bisa memberikan keadilan bagi keluarga korban. Selain itu, ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat akan bahaya yang bisa timbul dari konsumsi alkohol dan pengendalian emosi yang buruk.

Tanggapan Masyarakat

Kejadian ini mengejutkan banyak warga sekitar. Banyak yang tidak menyangka bahwa sebuah pesta yang seharusnya menyenangkan bisa berujung pada tragedi. Beberapa warga mengungkapkan keprihatinan mereka dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

“Ini adalah pelajaran bagi kita semua. Kita harus lebih berhati-hati dalam bersosialisasi dan mengontrol emosi, terutama saat mengonsumsi alkohol,” ungkap salah satu warga yang menyaksikan kejadian tersebut.

Upaya Preventif Pihak Kepolisian

Kapolrestabes Makassar menegaskan bahwa pihak kepolisian akan meningkatkan sosialisasi tentang bahaya mengonsumsi miras secara berlebihan. Selain itu, mereka juga berencana untuk melakukan pengawasan lebih ketat di lokasi-lokasi yang sering dijadikan tempat pesta miras.

“Kami ingin menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua, dan mengurangi angka kekerasan yang disebabkan oleh alkohol,” jelas Arya. Pihak kepolisian berharap dengan langkah-langkah ini, masyarakat bisa lebih sadar akan bahaya yang mengintai.

Pentingnya Pengendalian Emosi

Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya pengendalian emosi dalam setiap interaksi sosial. Situasi yang tampak sepele sering kali bisa berkembang menjadi konflik yang serius. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk belajar mengelola emosi dan berkomunikasi dengan baik.

“Ketika emosi sudah terlanjur memuncak, sering kali kita tidak bisa berpikir jernih. Ini yang harus kita hindari,” tambah seorang psikolog yang dimintai pendapatnya mengenai kejadian ini.

Harapan untuk Masa Depan

Keluarga korban berharap agar kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Mereka ingin agar masyarakat lebih sadar akan dampak buruk dari tindakan kekerasan dan penggunaan alkohol yang berlebihan. “Kami ingin keadilan untuk anak kami, tetapi kami juga berharap ini tidak terulang pada orang lain,” ungkap salah satu anggota keluarga AE.

Dengan penegakan hukum yang tegas dan kesadaran masyarakat yang meningkat, diharapkan kejadian seperti ini bisa diminimalisir di masa depan. Pihak kepolisian juga menekankan pentingnya kerja sama antara masyarakat dan aparat dalam menjaga keamanan lingkungan.

Penutup

Insiden tragis ini adalah pengingat bahwa kehidupan bisa berubah dalam sekejap. Sebuah pesta yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan berakhir dengan tragedi yang menyedihkan. Mari kita semua belajar dari peristiwa ini dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan harmonis, di mana kekerasan tidak memiliki tempat.

Exit mobile version