Sopir Taksi Online Tertangkap: Kejahatan Pencabulan Anak di Banjarbaru

Polres Banjarbaru, Kalimantan Selatan, telah menangkap seorang sopir taksi online berinisial AN (29) yang diduga melakukan perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur. Penangkapan ini dilakukan setelah pihak kepolisian menerima laporan dari keluarga korban yang merasa tidak terima atas tindakan pelaku.

Awal Mula Kasus

Kronologi kejadian bermula ketika pelaku berkenalan dengan korban melalui media sosial. Setelah berkenalan, pelaku menjemput korban di sekolah menggunakan mobil Honda Brio. “Saya tidak mengira anak saya akan terjebak dalam situasi seperti ini. Dia hanya ingin pulang setelah ulangan,” kata seorang ibu yang sangat khawatir dengan keselamatan anaknya.

Setelah menjemput, pelaku membawa korban ke salah satu penginapan di Kota Banjarbaru. Di sinilah tindakan asusila terjadi, di mana pelaku diduga melakukan persetubuhan terhadap korban sebanyak empat kali. Keluarga korban sangat marah dan langsung melapor kepada pihak berwajib.

Penyelidikan dan Penangkapan

Setelah menerima laporan, polisi segera melakukan penyelidikan. Tim gabungan merencanakan penangkapan dengan cara memesan ojek online dari pelaku. “Kami ingin memastikan bahwa pelaku tidak curiga dan bisa ditangkap tanpa perlawanan,” kata Ipda Kardi, Kasi Humas Polres Banjarbaru.

Pelaku akhirnya ditangkap saat sedang menjalankan tugasnya. “Kami sangat bersyukur bisa menangkap pelaku sebelum ia melakukan tindakan serupa terhadap anak lain,” tambah Kardi.

Dampak Sosial

Kejadian ini membawa dampak besar bagi masyarakat Banjarbaru. Banyak orang tua menjadi lebih waspada terhadap keamanan anak-anak mereka. “Kami tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi. Orang tua harus lebih aktif dalam mengawasi pergaulan anak,” tutur seorang ayah yang memiliki anak seusia korban.

Sementara itu, pihak kepolisian juga berjanji untuk meningkatkan patroli dan pengawasan, terutama di area yang sering dikunjungi anak-anak. “Kami akan berusaha keras untuk menjaga keamanan masyarakat, terutama anak-anak,” kata Kapolres Banjarbaru, AKBP Dody Harza Kusumah.

Reaksi dari Pengguna Transportasi Online

Kasus ini juga memicu diskusi di kalangan pengguna layanan transportasi online. Banyak yang meminta platform untuk lebih ketat dalam proses seleksi pengemudi. “Kami merasa perlu ada langkah-langkah yang lebih tegas untuk melindungi penumpang, terutama anak-anak,” ungkap seorang pengguna layanan.

Beberapa pengguna bahkan mengusulkan agar aplikasi taksi online menambahkan fitur pelaporan yang lebih mudah dan responsif. “Jika kami merasa terancam, kami harus bisa melapor dengan cepat,” tambahnya.

Penutup

Kejadian ini menyoroti pentingnya kesadaran akan bahaya yang dapat mengintai anak-anak, terutama di era digital. Keluarga, sekolah, dan masyarakat perlu bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi generasi mendatang. Semoga keadilan dapat ditegakkan, dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

Exit mobile version