Senin, 9 Desember 2024
Telegram tengah menghadapi ujian besar pada tahun 2024. Pada bulan Agustus, pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap di Paris. Penangkapan tersebut dilakukan dengan tuduhan bahwa platform Telegram digunakan sebagai wadah distribusi konten pelecehan seksual anak (child sexual abuse material/CSAM) dan perdagangan narkoba.
Sebagai respons, Telegram kini mengambil tindakan signifikan untuk membersihkan citranya sekaligus memastikan keamanan penggunanya. Salah satu langkah terbesarnya adalah bekerja sama dengan International Watch Foundation (IWF), sebuah organisasi internasional yang berfokus pada pemberantasan CSAM.
Teknologi Baru untuk Melawan CSAM
Kerja sama ini memungkinkan Telegram memanfaatkan teknologi canggih yang dirancang untuk mendeteksi dan memblokir konten CSAM secara efektif. IWF menyediakan database berisi sidik jari digital unik dari jutaan konten ilegal yang telah diidentifikasi. Dengan teknologi ini, Telegram dapat langsung menghapus konten semacam itu sebelum menyebar lebih jauh di platformnya.
Selain itu, Telegram juga menerapkan alat pemblokiran yang mampu mencegah penyebaran gambar eksplisit anak-anak, termasuk konten yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI).
IWF mencatat ribuan laporan mengenai CSAM di Telegram sejak tahun 2022, termasuk yang melibatkan anak-anak di bawah usia dua tahun. Telegram sendiri mengklaim bahwa mereka telah menghapus ratusan ribu konten CSAM setiap bulan melalui moderasi berbasis AI dan laporan pengguna.
Komitmen Baru Telegram
Dalam sebuah pernyataan resmi, Remi Vaughn, Kepala Hubungan Pers dan Media Telegram, menyampaikan bahwa Telegram terus berupaya memperkuat moderasi platformnya. Dukungan dari IWF memungkinkan Telegram menghapus konten ilegal lebih cepat dan mencegahnya menjangkau pengguna.
Telegram juga mengubah pendekatan terhadap privasi dengan mulai memberikan data pengguna, seperti alamat IP dan nomor telepon, kepada pihak berwenang jika diperlukan untuk investigasi hukum.
Penangkapan Pavel Durov menjadi titik balik bagi Telegram. Meskipun Durov membantah tuduhan yang dialamatkan kepadanya, ia mengakui pentingnya peningkatan moderasi di platformnya. Setelah dibebaskan dengan jaminan sebesar €5 juta (sekitar Rp83 miliar), Durov menegaskan bahwa Telegram berkomitmen untuk menciptakan lingkungan digital yang aman tanpa mengorbankan prinsip kebebasan komunikasi.
Menciptakan Ruang Digital yang Aman
Kolaborasi Telegram dengan IWF menjadi langkah penting dalam memerangi kejahatan dunia maya. Sebagai salah satu aplikasi perpesanan paling populer di dunia, Telegram memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan platformnya bebas dari ancaman yang berbahaya, terutama terhadap anak-anak.
Dengan kebijakan baru dan penerapan teknologi pendeteksian canggih, Telegram menunjukkan bahwa mereka serius dalam memberantas pelanggaran hukum di platformnya. Langkah ini tidak hanya untuk membersihkan nama baik perusahaan tetapi juga untuk memberikan rasa aman bagi jutaan penggunanya di seluruh dunia.