banner 728x250
Berita  

Insiden Gus Miftah: Pelajaran Tentang Etika dan Adab dalam Berdakwah

banner 120x600
banner 468x60

Jakarta – Gus Miftah, seorang pendakwah dan Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Beragama, baru-baru ini menjadi bahan perbincangan setelah sebuah video dirinya yang memaki penjual es teh viral di media sosial. Kejadian ini memicu reaksi keras dari masyarakat, yang menuntut agar para tokoh agama lebih berhati-hati dalam bersikap dan berucap di depan publik.

Dalam video yang beredar, Gus Miftah terlihat sedang memberikan ceramah di Magelang. Di sela-sela pengajian, ia mengarahkan perhatian kepada seorang penjual es teh yang tampak kesulitan menjual dagangannya. “Es tehmu sih akeh enggak? Ya sana jual gob*ok,” ucapnya, yang langsung disambut tawa oleh beberapa jemaah. Namun, banyak yang menganggap lelucon tersebut sebagai tindakan yang merendahkan.

banner 325x300

Tindakan Gus Miftah tidak hanya menuai kritik dari masyarakat umum, tetapi juga dari kalangan tokoh agama. Gus Umar, yang merupakan kader PKB, menegaskan bahwa seorang pendakwah seharusnya mengedepankan adab dan etika dalam berdakwah. “Cara berdakwah yang seperti ini tidak mencerminkan ajaran yang seharusnya kita junjung. Kita diajarkan untuk menghormati orang lain, bukan menghina mereka,” tulisnya di akun media sosial.

Kecaman terhadap Gus Miftah semakin meluas ketika warganet mulai memberikan komentar pedas. Banyak yang merasa bahwa penjual es teh yang menjadi sasaran makian itu lebih terhormat karena berusaha mencari nafkah dengan cara yang halal. “Dia lebih terhormat daripada Gus Miftah, yang seharusnya menjadi panutan,” tulis seorang pengguna. Komentar-komentar ini menunjukkan betapa masyarakat kini lebih kritis terhadap perilaku para tokoh agama.

Meskipun Gus Miftah belum memberikan tanggapan resmi, sahabatnya, Gus Yusuf, memberikan klarifikasi bahwa tindakan itu adalah bagian dari guyonan dan interaksi akrab dengan jemaah. “Gus Miftah sering memborong dagangan jamaah. Jadi, harap dipahami konteksnya,” ujarnya. Namun, penjelasan ini tidak cukup untuk menenangkan publik yang sudah terlanjur merasa tersinggung.

Insiden ini mengingatkan kita bahwa dalam berdakwah, penting untuk menjaga sikap dan etika. Kata-kata yang dilontarkan oleh seorang pendakwah dapat memengaruhi banyak orang, dan seharusnya diucapkan dengan penuh perhatian. Gus Miftah kini dihadapkan pada tantangan untuk membuktikan bahwa ia mampu memperbaiki citranya dan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan