Penangkapan Anggota DPRD: Kasus Cabul yang Menghebohkan Singkawang

Dunia politik di Singkawang, Kalimantan Barat, kembali diguncang dengan berita penangkapan anggota DPRD berinisial HA yang diduga terlibat dalam kasus pencabulan. Penangkapan ini, yang berlangsung pada 4 November 2024, menimbulkan banyak pertanyaan mengenai integritas dan moralitas para wakil rakyat.

HA ditangkap setelah mengabaikan dua panggilan pemeriksaan dari pihak kepolisian. Pihak kepolisian terpaksa menjemput paksa HA di rumah anaknya di Pontianak. Menurut Kombes Pol Raden Petit Wijaya, HA selalu mengklaim sakit sebagai alasan ketidakhadirannya, namun pada saat yang sama, ia terlihat menghadiri acara penting, yakni pelantikan dirinya sebagai anggota DPRD.

Kasus ini bermula dari laporan seorang ibu yang mengklaim bahwa anaknya telah menjadi korban pencabulan oleh HA. Dalam laporan yang diterima Polres Singkawang pada 11 Juli 2024, disebutkan bahwa kejadian pertama terjadi di indekos HA pada Juli 2023, di mana korban dibujuk rayu sehingga terpaksa mengikuti kemauan pelaku. Setelah melakukan aksi cabul, HA diduga memberikan uang sebesar Rp50 ribu kepada korban.

Kejadian kedua dilaporkan terjadi pada 1 Maret 2024. Saat ibu korban tidak ada di rumah, HA datang dan berusaha melakukan persetubuhan, namun korban menolak. Meskipun demikian, HA tetap melakukan tindakan pelecehan dengan menyentuh tubuh korban.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka, HA mencoba menggugat praperadilan, tetapi gugatannya ditolak oleh hakim. Penolakan ini menunjukkan bahwa bukti-bukti yang ada cukup kuat dan kasus ini dapat dilanjutkan ke proses hukum.

Masyarakat Singkawang merespons berita ini dengan beragam reaksi. Banyak yang merasa kecewa dan marah, terutama mengingat posisi HA sebagai wakil rakyat. “Ini sangat memalukan. Seharusnya anggota DPRD menjadi pelindung masyarakat, bukan malah menjadi pelaku kejahatan,” ujar salah satu warga.

Kasus ini juga menyoroti pentingnya perlindungan terhadap anak-anak dari tindakan kekerasan dan pelecehan. Banyak anak yang menjadi korban kejahatan seksual tanpa mendapatkan perlindungan yang memadai. “Kami berharap kasus ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan perlindungan anak,” tambah seorang aktivis.

Dengan ditangkapnya HA, diharapkan akan ada efek jera bagi pelaku kejahatan lainnya. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, termasuk terhadap pejabat publik seperti anggota DPRD. “Kami akan terus mengawasi perkembangan kasus ini agar keadilan dapat ditegakkan,” pungkas aktivis tersebut.

Exit mobile version