Kebangkitan Kenangan: Bambino dan Rindu Mendalam pada Babe Cabita

Setelah kepergian Babe Cabita yang mendalam, keluarga yang ditinggalkan, terutama Fati Indraloka dan putra mereka, Bambino, harus belajar untuk hidup tanpa sosok yang sangat mereka cintai. Dalam sebuah wawancara, Fati mengungkapkan bagaimana Bambino sering meminta untuk diantar ke makam ayahnya saat rasa rindu itu datang.

Rindu yang Tak Terelakkan

Kepergian Babe Cabita karena penyakit anemia aplastik pada April 2024 meninggalkan luka yang dalam. Fati menceritakan, “Setiap kali Bambino merasa kangen, ia selalu minta diantar ke makam. Itu sudah menjadi rutinitas baginya.” Hal ini menunjukkan bahwa meskipun masih muda, Bambino sangat mengerti tentang kehilangan dan cinta yang mendalam untuk ayahnya.

“Dia tidak hanya ingin berdoa, tetapi juga merasakan kehadiran ayahnya di tempat itu,” tambah Fati. Kegiatan seperti ini menjadi cara Bambino untuk mengatasi perasaannya yang kadang sulit dijelaskan, terutama dalam usia yang masih sangat muda.

Menghadapi Trauma Emosional

Fati menjelaskan bahwa Bambino mengalami perubahan signifikan dalam perilakunya setelah kepergian Babe. “Dia sepertinya menghindari banyak hal yang dulu menjadi kesukaannya. Saya khawatir ini mungkin dampak dari kehilangan,” ungkapnya. Trauma ini membuat Fati semakin bertekad untuk mendampingi Bambino dalam proses penyembuhan.

Ketika ditanya tentang perasaan Bambino, Fati mengatakan, “Dia kadang menyebutkan, ‘Nono kangen sama papah.’ Itu menunjukkan bahwa dia masih merindukan kehadiran Babe dalam kehidupannya.” Rasa kangen ini mencerminkan betapa besar cinta Bambino kepada ayahnya, meskipun mereka tidak dapat bertemu lagi.

Membangun Kenangan Baru

Fati berusaha untuk menciptakan kenangan baru bagi Bambino sembari tetap menjaga kenangan indah bersama Babe. “Kami sering mengunjungi tempat-tempat yang memiliki makna khusus bagi kami sekeluarga. Ini membantu Bambino merasa lebih dekat dengan ayahnya,” kata Fati. Dengan cara ini, ia berharap dapat memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi anaknya.

Selain itu, Fati juga berusaha untuk membuka dialog tentang perasaan. “Saya selalu mendorong Bambino untuk berbicara tentang apa yang dia rasakan. Saya ingin dia tahu bahwa tidak apa-apa untuk merasa sedih,” jelasnya. Dengan memberikan ruang bagi anaknya untuk berbagi, Fati berharap Bambino bisa lebih mudah melewati masa sulit ini.

Dukungan dari Lingkungan

Dalam proses penyembuhan ini, Fati juga merasa bersyukur atas dukungan dari teman-teman dan keluarga yang selalu ada. “Mereka sangat membantu kami melewati masa-masa sulit ini. Dukungan moral ini sangat berarti bagi kami,” tuturnya. Fati percaya bahwa dengan bersama-sama, mereka bisa saling menguatkan.

Fati berharap, meskipun kepergian Babe Cabita meninggalkan duka, hidup mereka tetap bisa penuh dengan cinta dan kenangan indah. “Saya ingin Bambino tumbuh menjadi anak yang kuat dan bahagia, meskipun ada kehilangan,” tutupnya dengan penuh harapan

Exit mobile version