banner 728x250
Berita  

Kebijakan Baru PP Kesehatan Bantu Turunkan Angka Perokok Remaja

banner 120x600
banner 468x60

Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Ketua Ruang Kebijakan Kesehatan Indonesia (Rukki), Mouhamad Bigwanto, menilai PP tersebut berpotensi mengurangi jumlah perokok remaja di Indonesia.

Bigwanto mengatakan, regulasi yang melarang industri rokok membuat produk rokok dengan aneka varian rasa menjadi salah satu faktor kunci. “Regulasi yang sangat penting dibutuhkan adalah melarang industri rokok membuat produk rokok dengan aneka varian rasa sehingga kalau produknya sudah tidak ada maka otomatis iklan produk varian rasa juga tidak akan ada lagi,” jelasnya.

banner 325x300

Penambahan varian rasa pada produk rokok menjadi salah satu strategi baru industri tembakau untuk menarik perhatian konsumen baru, khususnya remaja. Rasa buah-buahan dan manisan dimaksudkan untuk menutupi rasa pahit atau aroma keras tembakau, membedakan produk mereka dari pesaing, serta menyaingi varian rasa yang dijual pada produk rokok elektrik.

“Perisa pada produk tembakau, terutama rasa buah-buahan dan manisan, dapat memotivasi anak muda untuk mencoba produk tembakau,” tegas Bigwanto. Hal ini diperkuat dengan hasil jajak pendapat yang dilakukan pada 2024, di mana rasa buah-buahan pada rokok elektrik sangat diminati anak muda, terutama nonperokok. Sementara varian mentol sangat digemari anak muda yang juga perokok aktif.

Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari, juga memaparkan hasil jajak pendapat lain yang diikuti 11.841 responden remaja dari 32 provinsi. Hasilnya menunjukkan 46 persen responden yang melaporkan pesan yang paling diingat dari iklan, promosi, dan sponsor rokok serta rokok elektrik adalah tentang varian rasa baru yang unik.

“Tapi ada lebih banyak lagi remaja Indonesia yang masih rentan dan belum mendapatkan informasi yang cukup tentang bahaya rokok. Mereka ini sangat potensial menjadi target pemasaran industri rokok,” ujar Lisda.

Dengan dilarangnya produksi rokok dengan varian rasa, Lisda berharap para remaja lebih berhati-hati dan perhatian terhadap siasat pemasaran industri rokok yang semakin beragam. Ia juga menekankan pentingnya pemerintah memberikan informasi yang cukup kepada remaja terkait bahaya rokok, mengingat kondisi psikologis remaja yang masih rentan.

banner 325x300