Bangladesh kini berada dalam ketegangan politik yang mendalam setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan meninggalkan Dhaka. Panglima Militer Jenderal Waker-Uz-Zaman mengumumkan niatnya untuk membentuk pemerintahan sementara, sebuah langkah yang muncul di tengah gelombang protes besar yang mengguncang ibu kota.
Dalam pernyataan di televisi nasional, Jenderal Waker, mengenakan seragam militer dan topi, mengungkapkan komitmennya untuk mengatasi krisis ini dengan membentuk pemerintahan sementara. Ia mengimbau kepada mahasiswa dan masyarakat umum untuk tetap tenang dan mendukung proses ini. Hasina dilaporkan meninggalkan kediamannya pada Senin (5/8), di tengah demonstrasi yang semakin meluas.
Para demonstran, yang menyuarakan tuntutan agar Hasina mundur, merayakan dengan melambaikan bendera nasional Bangladesh dan menari di atas tank. Sumber yang dekat dengan Hasina mengungkapkan bahwa perdana menteri telah pergi ke “tempat yang lebih aman” setelah gagal merekam pidato publiknya.
Putra Hasina, Sajeeb Wazed Joy, yang tinggal di Amerika Serikat, mendesak pasukan keamanan untuk menghalangi pengambilalihan kekuasaan oleh militer. Dalam sebuah unggahan di Facebook, Joy menekankan pentingnya menjaga keselamatan rakyat dan negara serta menjunjung konstitusi. Ia juga menunjukkan kemungkinan pengunduran diri Hasina setelah berbagai tuntutan rakyat.
Jenderal Waker berjanji bahwa pemerintahan baru akan bekerja keras untuk menuntut semua pelaku kekerasan yang telah menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa. Ketidakpastian melingkupi masa depan Bangladesh saat komunitas internasional memperhatikan perkembangan ini dengan cermat, berharap agar transisi ini berjalan tanpa menimbulkan lebih banyak kekacauan.