Bali, pulau yang kaya akan budaya, memiliki berbagai jenis banten atau sesajen yang digunakan dalam setiap upacara adat. Banten merupakan komponen penting dalam ritual-ritual tradisional di Bali, dan masing-masing jenis banten memiliki makna dan tujuan yang berbeda-beda.
Salah satu jenis banten yang sering ditemui adalah banten daksina. Banten daksina adalah persembahan atau tanda terima kasih, dan biasanya menyertai banten-banten yang agak besar sebagai perwujudan atau pertapakan. Banten ini terdiri dari berbagai komponen, seperti bunga, daun-daunan, buah-buahan, dan bahan lainnya yang memiliki makna simbolik.
Selain banten daksina, terdapat pula jenis banten lainnya seperti banten canang, yang terdiri dari bunga-bungaan, daun sirih, dan lainnya. Banten canang merupakan persembahan harian yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Banten jenis ini biasanya ditempatkan di tempat-tempat suci atau di rumah-rumah warga.
Banten lainnya yang juga sering dijumpai adalah banten pejati, yang biasanya digunakan dalam upacara-upacara besar, seperti hari raya Galungan dan Kuningan. Banten pejati terdiri dari beragam komponen, seperti nasi, lauk-pauk, buah-buahan, dan lainnya, yang disusun dalam satu kesatuan.
Setiap jenis banten memiliki makna dan tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada konteks upacara yang dilaksanakan. Melalui banten, masyarakat Bali berusaha mencapai keseimbangan dan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.